Polimer dalam kimia
merupakan penggabungan beberapa molekul sederhana mejadi molekul besar
atau makro molekul. Berdassarkan asalya polimer dibagi menjadi dua yakni :
- · Polimer alam
- · Polimer buatan
Sedangkan berdasarkan reaksi pembentukannya polimer dibedakan
menjadi dua juga , yakni :
- · Polimer adisi : tanpa terjadi hasil sampingan
- · Polimer kondensasi : ada hasil sampingan
Salah satu contoh polimer yang sering kita temui di
lingkungan sekitar kita yakni polistirena, polipropena dan polietena. Polietena monomernya etena contohnya dalam
lingkungan kita yakni kantong plastik,
poliproprna monomernya propena contohnya botol plastic. Sedangkan polistirena
monomernya stirena, contohnya sterofoam. Ketiga contoh polimer tersebut
terbentuk melauli polimerisasi adisi.
Namun tahukah kalian bahaya dari penggunaan polimer
diatas untuk botol plastik atau kantong plastik ?
Menurut SPI (Society of the Plastics Industry) ada 6 kode untuk menandai jenis-jenis polimer plastik, yakni :
Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE), High density uretana (HDPE), Vinyl (Polyvinyl Chloride atau PVC), Polyethylene berketumpatan rendah (LDPE), Polypropylene ( PP), atau polistirena (PS). (Sila
rujuk gambarajah di bawah)
Berikut contoh dalam pemanfaatannya :
Untuk bahan makanan biasanya digunakan yang
mempuunyai kode nomer 1,2,4,dan 5.
Kod No. 1 – Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET)
Simbol
ini biasanya diklasifikasikan untuk botol yang jernih seperti botol air
mineral. Penggunaannya disarankan hanya sekali pakai sahaja kerana jika terlalu
kerap digunakan lebih-lebih lagi untuk mengisi air panas, lapisan polimer pada
botol tersebut akan bocor dan mengeluarkan karsinogenik iaitu antara pencetus kanser. Semasa plastik jenis
ini dihasilkan, antimoni trioksida yang boleh mengundang bahaya kerana ia boleh
memasuki tubuh melalui sistem pernafasan. Sekiranya seseorang terdedah pada
bahan ini dalam jangka masa yang lama, iritasi pada kulit dan saluran
pernafasan akan berlaku. Bagi wanita pula, ia boleh meningkatkan masalah
haid, keguguran kandungan dan berkemungkinan anak yang dilahirkan mengalami
pertumbuhan yang lambat sehingga usianya menjangkau 12 bulan. Plastik jenis
ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan
segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka
kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.
Kod No. 2 – High Density Polyethylene (HDPE)
Lazimnya kita menjumpai simbol ini pada botol susu dan bekas
makanan. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang selamat digunakan
kerana kemampuannya mencegah tindak balas kimia antara kemasan plastiknya
dengan minuman atau makanan yang diisi di dalamnya. HDPE memiliki sifat bahan
yang kuat, keras dan lebih tahan pada suhu yang tinggi. Seperti juga PET, ia
disarankan untuk sekali pakai kerana pembebasan antimoni trioksida akan
meningkat dari masa ke semasa. Selain itu HDPE atau High Density Polyethylene juga banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang
tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat,
minuman, tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.
Kod No. 4 – Low Density
Polyethylene (LDPE)
Sejenis plastik berwarna coklat yang dihasilkan daripada minyak
bumi (thermoplastic). Ia dipakai sebagai bekas makanan atau botol-botol yang
kemek. Ia bersifat kuat, tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya agak
berminyak. Ia sangat tahan di bawah suhu 60 darjah selsius kepada tindak
balas kimia dan mempunyai daya perlindungan yang baik terhadap wap air tetapi
kurang elok bagi gas-gas lain seperti oksigen. Ia masih boleh dikitar semula tetapi sukar untuk dilupuskan. LDPE atau Low
Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya
sayuran, daging beku, kantong/tas kresek
Kod No. 5 - Polypropylene (PP)
Ia
merupakan pilihan yang terbaik untuk bahan plastik terutamanya sebagai tempat
menyimpan makanan, minuman dan botol susu bayi. Ia bersifat jernih, lebih
kuat dan ringan dengan daya tembusan wap yang rendah, tahan terhadap minyak,
stabil pada suhu yang tinggi serta berkilat. Boleh ditemui pada penutup botol, botol
kicap dan juga pada bekas perubatan. PP atau Polypropylene sering digunakan
sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini.
Jadi,
untuk kesimpulannya, bahwa
sebagian besar penggunaan bahan dasar plastik untuk kemasan memiliki dampak
negatif bagi kehidupan manusia khususnya pada makanan. Selain itu, plastik juga
berpotensi menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan karena kandungan dari
bahan plastik tidak mudah diurai oleh alam. Namun, ada beberapa kriteria
plastik yang aman untuk digunakan dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pemerintah serta ramah pada lingkungan.
Sumber :
1.
Buku
Teori Lengkap Kimia Neutron Yogyakarta kode K 316
No comments:
Post a Comment